Global Warming

Perubahan iklim adalah nyata. Krisis iklim adalah fakta. Dampak yang ditimbulkannya lebih cepat dari yang diperhitungkan para ilmuwan dan oleh Panel Antar pemerintah Urusan Perubahan Iklim PBB (IPCC). Efek fatal seperti banjir, kekeringan, badai, pola cuaca ekstrim, gempa bumi dan lain sebagainya telah terjadi di berbagai belahan dunia.

Pencairan Es di Kutub Utara dan Selatan

Picture
Mencairnya Kutub Utara

Arktik atau Kutub Utara, mungkin akan tanpa es dalam beberapa tahun mendatang dan itu lebih cepat dari perkiraan IPCC. Tanpa perlindungan es untuk memantulkan cahaya matahari, 90 persen dari panas matahari dapat masuk ke air terbuka, yang mempercepat pemanasan global.

Perubahan dalam lapisan es Arktik sangatlah dramatis, dimana ahli iklim mengatakan bahwa hanya 10 persen dari es yang ada sekarang adalah es yang lebih tua dan tebal, sementara lebih dari 90 persennya adalah es yang baru terbentuk dan tipis.

Mencairnya Greenland dan Kutub Selatan

Karena lapisan es raksasa dari Greenland dan Kutub Selatan juga terus mencair, maka bencana naiknya permukaan air laut dan badai yang lebih kuat diperkirakan akan terjadi. Jika seluruh lapisan es Kutub Selatan bagian Barat mencair, tingkat permukaan air laut rata-rata global akan naik paling sedikit 3,3; - 3,5 meter (10,8 – 11,8 kaki), mempengaruhi lebih dari 3,2 miliar orang - yang merupakan setengah dari populasi dunia - yang tinggal 320 km dari tepi pantai.

Para ilmuwan Amerika dari Pusat Data Es dan Salju Nasional mengatakan bahwa jika semua Kutub Selatan mencair, tingkat permukaan air laut bisa naik ke tingkat yang jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan, sebagian bahkan mengatakan akan mencapai 70 meter, yang artinya lebih mematikan bagi semua kehidupan di Bumi.

Penurunan Gletser dan Kekurangan Air


Dampak dari Penurunan Gletser

Hampir semua gletser di planet ini akan hilang dalam beberapa dasawarsa ini, membahayakan kelangsungan hidup lebih dari dua miliar manusia. Satu miliar manusia ini akan menderita dampak dari kemunduran gletser Himalaya, yang sudah berlangsung dengan gerakan yang lebih cepat daripada tempat lain di dunia, dengan dua pertiga wilayah ada lebih dari 18.000 gletser yang mengalami kemunduran.


Dampak awal dari pencairan gletser adalah banjir yang merusak dan tanah longsor. Ketika kemunduran es gletser berlanjut, hujan berkurang, maka kekeringan menghancurkan dan kekurangan air adalah akibatnya

Kondisi Menakutkan dari Gletser-gletser di Dunia

Di negara bagian Montana, [AS], gletser di Taman Nasional Gletser yang terkenal juga diperkirakan akan lenyap dalam waktu satu dasawarsa. Sungai Colorado [yang tergantung pada salju,] yang memasok air bagi tujuh negara bagian di Barat, akan mengering.


Peru adalah rumah bagi 70% dari seluruh jangkauan gletser Andean, dengan puncak-puncak yang memasok air dan tenaga air bagi rakyat negara itu. Ini semuanya diduga akan menghilang pada tahun 2015, tinggal beberapa tahun lagi.

Kondisi Cuaca Ekstrem


Dasawarsa yang lalu paling sedikit terjadi dua kali rekor rata-rata suhu terpanas tahunan yang pernah dicatat dalam sejarah planet kita. Tahun 2003, suatu gelombang panas rekor menghantam Eropa yang merenggut korban puluhan ribu nyawa. Gelombang panas juga membuat kebakaran hutan terburuk dalam sejarah Australia.

Negara Bagian Puebla [di Mexico] telah mengalami jumlah kebakaran hutan yang meningkat pada beberapa tahun belakangan ini; curah hujan menurun sejumlah 200 liter per meter persegi; [telah terjadi] peningkatan suhu rata-rata tahunan pada 17,5 derajat celsius. Temperatur musim dingin sekarang juga di atas normal.

Dalam 6 tahun terakhir, Peru mendapat sedikitnya 3 kejadian temperatur ekstrem dan banjir yang mempengaruhi lebih dari 500.000 orang. Hanya dalam 30 tahun, banjir meningkat 60% dan aliran lumpur meningkat sejumlah 400%. [Warga Peru] Presiden Garcia mengumumkan keadaan darurat di tahun 2009 karena hal yang berhubungan dengan perubahan iklim, kondisi dingin dan membeku yang sangat buruk di Andes Selatan yang menyebabkan kematian hampir 250 anak-anak, juga menyebabkan lebih banyak penyakit lainnya.

Meningkatnya Frekuensi Bencana Alam


Kemarau, Penggurunan dan Kebakaran Alam

Menurut Perserikatan Bangsa Bangsa, penggurunan, yang sering terjadi karena penebangan pohon yang terlalu banyak dan kerusakan yang timbul karena kegiatan seperti penggembalaan ternak, berdampak bagi kesejahteraan lebih dari 1,2 miliar orang di lebih dari 100 negara yang terancam.


Persediaan air segar yang berharga juga mengering, seperti perairan di kota-kota utama Beijing, Delhi, Bangkok, dan puluhan wilayah lainnya seperti Barat Tengah Amerika Serikat. Sementara Sungai Jordan, Nil, dan Yangtze sudah berkurang selama bertahun-tahun.

Kekeringan terburuk di China selama lima dasawarsa ini, panen-panen penting gagal di sedikitnya 12 provinsi bagian utara, merugikan negara itu hingga miliaran dollar AS untuk membantu para petani yang merugi akibat kekeringan.

Di tahun 2009, di Nepal dan Australia, kebakaran alam semakin diperburuk oleh keadaan kemarau. Di Afrika, penduduk di Somalia, Etiopia, dan Sudan, menyebutkan hanya beberapa - telah dilumpuhkan karena kekeringan.

Para peneliti mengatakan Amerika Serikat Barat menghadapi krisis kemarau yang hebat karena salju dari pegunungan melepaskan banyak persediaan air.

Meningkatnya Frekuensi Badai dan Banjir

Intensitas dan lamanya angin topan dan badai tropis tercatat meningkat sebesar 100% selama lebih dari 30 tahun yang lalu, dimana para ilmuwan di Institut Teknologi Massachusetts (MIT) di AS mengatakan hal itu mungkin saja karena peningkatan suhu di lautan berhubungan dengan iklim.


Menurut peneliti Institut Teknologi Georgia, Amerika Serikat, di seluruh dunia jumlah badai yang paling merusak dalam kategori 4 dan 5 telah berlipat ganda dalam 35 tahun yang lalu. Badai berkategori 5 menyebabkan kerusakan yang paling parah di kota-kota utama. Intensitas dan lamanya juga bertambah hingga 75% sejak tahun 1970-an.

Salah satu dari badai ini, yang dampaknya masih dapat dilihat dan dirasakan, adalah Badai Katrina di tahun 2005, yang menghancurkan terutama, wilayah New Orleans, dan orang-orang hari ini masih dalam tahap mengembalikan rumah dan kehidupannya.

Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS mengatakan bahwa untuk pertama kalinya sejak dicatat, di tahun 2008 secara berurutan diterpa enam angin siklon tropis yang membuat tanah runtuh di wilayah utama Amerika Serikat.
Lautan Atlantik Utara dan Samudra India adalah dua wilayah dengan tren badai terkuat.

Gempa Bumi

Para ilmuwan telah menemukan bahwa gempa bumi terkait dengan pemanasan global karena ketika es mencair di kutub dan di bawah Greenland, tekanan pada lempengan bumi bergeser yang dapat memicu pergerakan penyebab gempa bumi.


Salah satu bencana paling tragis di zaman kita adalah tsunami (yang diakibatkan oleh gempa bumi) yang memukul (Indonesia) di tahun 2004 yang menyebabkan begitu banyak kesedihan bagi penduduk Indonesia dan dunia.

Serangan Serangga

Di Amerika Serikat, hampir satu juta ekar hutan pinus telah hilang di Pegunungan Rocky karena serangan serangga dari pemanasan global. Situasi sama juga terjadi di Kanada.

Penebangan Hutan


Di Brasil, 90% daratan ditebangi sejak tahun 1970 untuk lahan peternakan atau menanam pakan ternak. Hutan lebat telah diubah menjadi lapangan tandus dengan tingkat kecepatan 36 lapangan sepak bola per menit.

Dan di Meksiko bagian Selatan, hutan tropis yang dulunya menutupi hampir separuh Negara Bagian Tabasco telah dikurangi menjadi lebih kecil dari 10% ukuran semula. Pada saat yang sama, lahan untuk penggembalaan ternak telah meningkat menjadi 60% dari jumlah total luas negara bagian itu.

Juga di negara seperti Argentina dan Paraguay, semakin banyak hutan yang ditebang untuk peternakan atau ladang kedelai. Argentina telah kehilangan 70% dari luas hutan aslinya.

Indonesia memiliki hutan hujan terbesar ketiga, hanya di belakang Amazon dan Kongo. Namun hutan hujan Indonesia hilang pada tingkat yang mengkhawatirkan, satu lapangan sepak bola setiap menit. Perserikatan Bangsa Bangsa mengatakan bahwa 98% dari keseluruhan hutan dapat hilang hanya dalam waktu 15 tahun.

Hutan hujan Amazon sendiri mengandung lebih banyak karbon dioksida melebihi gas rumah kaca yang diproduksi oleh manusia selama 10 tahun. Ditambah lagi jika kita membakar hutan, kita melepas karbon hitam, yang merupakan partikel serbuk yang memerangkap panas 680 kali dibandingkan dengan CO2 dalam jumlah yang sama.

Sumber : http://www.pemanasanglobal.net

Apa Yang Seharusnya Kita Lakukan?

Menanam pohon. Ini kegiatan paling sederhana yang dapat kita lakukan dan bedampak langsung terhadap penyelamatan bumi. Satu pohon mampu menyerap emisi gas karbondioksida 32 kg per tahun dan mengembalikannya dalam bentuk oksigen ke atmosfer.

Hutankan kembali lahan gundul. Hijaukan kembali lahan kritis. Bangunkan lahan tidur. Hidupkan hutan rakyat. Hijau Bumiku.

Penduduk yang hidup di perkotaan selain sibuk mungkin tak memiliki lahan untuk melakukan itu semua. Penduduk di pedesaan mungkin tak sempat melakukannya karena kalah prioritas dengan pemenuhan kebutuhan perut.

Untuk itulah komunitas “Hijau Bumiku” tumbuh. Kami akan mewujudkannya untuk Anda. Donasikan melalui “Hijau Bumiku” berapapun pohon yang ingin Anda tanam.
Melalui kami anda mewujudkan karya nyata. Bersama kami Anda jadi pahlawan.